KELOR & HARI PENGLIHATAN SEDUNIA (INTERNASIONAL)
Perkembangan 4.0 sangat identik dengan peningkatan dan pertumbuhan IT. Tidak heran jika pengaruh smartphone terhadap aktifitas manusia di era ini berubah menjadi kebutuhan primer. Itu sebabnya sejauh dunia semakin modern dengan perkembangan tekhnologi industri yang ada, bisa berdampak besar secara positif dan negatif terhadap manusia sendiri sebagai pengguna. Salah satu dampak negatifnya adalah penggunaan IT (smartphone dan komputer) dalam skala besar sangat berpengaruh kepada tubuh manusia. Salah satunya yang paling umum adalah mata.
Itu sebabnya Badan Kesehatan dari PBB (World Health Organization/ WHO), memolopori hari penglihatan sedunia setiap tanggal 14 Oktober, guna menolong dan membantu mengatasi masalah tersebut. Namun hal ini tidak begitu efektif dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Penggunaan kacamata terus berkembang tidak hanya kepada kaum dewasa namun sudah menjangkit kepada kaum muda generasi bangsa. Tentu saja hal ini adalah dampak penggunaan screen handphone maupun komputer secara masif.
Sangat beruntung sebagai warga Indonesia yang memiliki sejuta pesona dan kekayaan alamnya. Salah satu yang dimiliki oleh Indonesia adalah “Daun Kelor”. STT Paulus sendiri memelihara dan memberdayakan tanaman ini sehingga tumbuh subur di sekitar kampus STT Paulus Medan. Ternyata daun kelor mampu mengatasi masalah efek penggunaan smartphone terhadap mata. Faktanya bahwa kelor memiliki kadar vitamin A sepuluh kali lebih besar dibandingkan dengan wortel. Oleh karena itu Yayasan Odesa mengambil terobosan menjadikan kelor sebagai makanan sehat masyarakat. Alhasil banyak masyarakat disembuhkan matanya setelah 2-3 minggu mengkonsumsi secara rutin.
Dinas kesehatan menyebutkan bahwa masalah yang sering dialami oleh penderita sakit mata adalah glaucoma. Istilah glaucoma adalah gangguan pada saraf mata karena meningkatnya tekanan pada bola mata. Salah satu peyebab terbesar adalah penggunaan smarphone dan komputer yang berlebihan, sehingga mata mudah kelelahan dan perusakan pada saraf mata. Kelor menjadi bagian dari makanan bergizi yang direkomendasikan (Recommended Dietary Allowance -RDA) karena kandungan vitamin A dan gizi pendukung lain. Banyak penelitian telah membuktikan manfaat Kelor mampu menunda timbulnya penyakit degeneratif (penyakit yang menyebabkan terjadinya kerusakan atau penghacuran terhadap jaringan atau organ tubuh).
Mengkonsumsi daun kelor dengan cara meminum dan memakannya sangat efektif mengatasi dan mencegah kerusakan pada mata. Meminum daun kelor bisa dilakukan dengan cara meminum seduhan daun kelor kering 2 kali sehari. Kelor juga bisa dikonsumsi sebagai sayur sehingga bisa dikonsumsi secara rutin. Untuk bisa meraskan khasiat secara langsung, bisa dibuat menjadi obat tetes mata, dengan cara meghaluskan beberapa lembar daun kelor dan mengeluarkan sari air dan dicampur dengan air putih di dalam sebuah piring, kemudian mata kedipkan dalam air daun kelor tersebut sehingga mengeluarkan kotoran pada mata.
HUT PGRI KE-77 STT PAULUS MEDAN