Ada banyak celah yang digunakan untuk menjatuhkan kredibilitas hidup Kristen. Baik melalui moralitas, melalui relasi dengan orang lain. Hal ini juga yang dipertanyakan oleh imam-imam kepala dan ahli Taurat untuk menjatuhkan Yesus. Mereka bertanya tentang kuasa/hak yang dimiliki oleh Yesus serta asal dari kuasa yang dimiliki oleh Yesus. Namun, dengan sangat elegan Yesus tidak menjawab sumber kuasa tersebut, karena Ia sadar bahwa ia sedang digiring dalam perangkap yang dibuat oleh imam kepala dan ahli taurat tersebut. Pada akhirnya jebakan tersebut dipatahkan oleh Yesus juga melalui pertanyaan dan tidak dapat dijawan oleh para lawannya (Luk. 20:5-7). Perangkap-perangkap yang lain mungkin sekali akan dipakai oleh pihak-pihak yang membenci kekristenan untuk mematahkan bahkan menjatuhkan kredibilitas kehidupan kristiani. Paulus sendiri menasihatkan kepada jemaat Tesalonika untuk hidup dengan karakter dan moralitas yang baik. Khususnya melalui kekudusan seksual (3-6). Kekudusan merupakan nilai moral tertinggi yang harus dicapai manusia (ay. 7). Berbuat kasih dengan sesama (ay.9-10). Hal –hal diatas merupakan bentuk kesempurnaan kristiani. Ada banyak hal yang mungkin ditawarkan oleh dunia ini, untuk memancing orang Kristen meninggalkan imannya, bahkan membuat kredibilitas moralnya jatuh. Oleh sebab itu, diperlukan kesadaran dan kehidupan yang mawas diri, untuk mengenali perangkap, dan jebakan-jebakan yang dibuat untuk menjatuhkan kredibilitas kehidupan kita. Dengan demikian lakukanlah hal-hal baik, jagalah moralitasmu, jagalah hubungan baikmu dengan sesama, sehingga kehidupan kita dapat dipertanggung jawabkan di tengah angkatan yang semakin sulit ini.
HUT PGRI KE-77 STT PAULUS MEDAN